Halaman Gundah

Pemandangan malam begitu memesona. Langit bertabur bintang, obor penduduk desa yang mereka pasang di depan rumah juga tak kalah terang dari bulan. Suara tokek di loteng masih terdengar dari teras. Serangga malam yang lain turut bersuara, mengheningkan suasana desa.

Malam ini rumahku sepi. Bapak dan ibukku sedang berkunjung ke rumah saudara. Adikku merengek minta diajak sebelum akhirnya benar-benar ikut. Kakakku masih di kampus. Soal kegiatannya apa, aku tidak tahu. Dugaanku, dia sedang nongkrong di rumah temannya. Itu bagus. Jadi aku punya waktu sendiri malam ini.

Jadi, inti dari tulisan ini apa Hayati? Tidak ada.
Aku bingung, gugup sekali. Selama seminggu ke depan aku akan menjalani Ujian Tengah Semester. Tentu aku gelisah sekali. Iya aku tahu ini aku, yang tidak pernah belajar hampir setiap ada ujian. Aku yang selalu menyontek pekerjaan teman, dan suka skip pelajaran. Mengapa malam ini aku gusar sekali? Seseorang tolong bantu temukan jawabannya! Beri aku solusi.

Pukul 22.00 WIB
Halo? Jika aku gugup, kenapa tidak mencoba tidur atau mendengarkan musik saja? Tidak mungkin. Aku mau belajar saja. Tinggal setengah semester lagi aku ini sudah naik ke kelas 12. Aku takut nilai raportku menurun sehingga aku tidak masuk kuota SNMPTN. Aku harus perjuangkan nilai raport kali ini meski SBMPTN lebih aku harapkan.

Naluriku selalu mencoba menguatkan keyakinan; bahwa hidup pada akhirnya akan baik-baik saja meski seiring waktu berjalan, banyak masalah yang menghampiri. Akan tetapi hidup tidak sesederhana kalimat itu, sayang. Kamu butuh perjuangan untuk mempertahankan identitas diri. Pengorbanan bukan sekadar omong kosong. Lakukan sesuatu yang ingin kamu lakukan, maka kamu akan menemukan jawaban. Jangan hanya memikirkankan masalah-masalahmu. Setidaknya kamu membuat suatu langkah yang pasti ke arah perbaikan.

Pukul 22.15 WIB
Tunggu dulu. Bodohnya aku, masih terduduk di teras menulis kata-kata yang sama sekali tidak membantu ujianku besok.

Comments

Popular posts from this blog

An Introduction

Gagal Paham